Informasi lengkap, silakan >>
Baiturrahman, 24 Oktober 2025
Oleh: Fahry Raisu
Setiap pagi, deru langkah santri menuju masjid menjadi simfoni disiplin. Kehidupan di asrama memaksa setiap santri untuk mandiri. Mereka belajar bangun pagi tanpa perlu dibangunkan, mencuci pakaian sendiri, menjaga kebersihan kamar, dan mengatur waktu antara belajar dan beribadah. Tugas-tugas sederhana ini bukanlah sekadar pekerjaan rumah, melainkan fondasi kokoh untuk membangun pribadi yang tangguh dan tidak bergantung pada orang lain di masa depan.
Ketika sumber daya terbatas, seperti berbagi satu ember air untuk dua orang atau antri panjang untuk kamar mandi, empati tumbuh secara alami. Dalam kondisi seperti ini, konsep "aku" perlahan luntur dan digantikan oleh semangat "kita". Pengalaman berbagi lauk terakhir atau saling membantu saat suplai menipis menjadi sebuah "kurikulum kehidupan yang tak ternilai" dalam memahami arti kebersamaan dan saling menghargai.
Setiap santri mendapat kesempatan untuk memimpin dalam skala kecil, entah sebagai ketua kamar, penanggung jawab kebersihan, atau menjadi imam shalat. Melalui peran-peran praktis ini, mereka belajar pelajaran penting: kepemimpinan sejati bukanlah tentang kekuasaan, melainkan tentang melayani dan memberi teladan. Tindakan seperti mengingatkan teman untuk shalat atau membantu yang sakit tanpa diminta adalah bentuk nyata dari kepemimpinan melayani yang diajarkan di Baiturrahman.
Jadwal yang ketat di asrama bukan dirancang untuk menciptakan kepatuhan karena takut akan hukuman. Sebaliknya, ia adalah sebuah bentuk latihan batin. Disiplin yang diterapkan bertujuan menumbuhkan ketaatan yang datang dari kesadaran diri, lahir dari pemahaman bahwa kepatuhan bukanlah tentang menghindari hukuman, melainkan tentang membuka pintu keberkahan.
Di asrama, visi itu hidup dan bernafas. Setiap tindakan kecil—dari melipat selimut dengan rapi hingga meminta maaf setelah berselisih—adalah langkah kecil menuju cita-cita besar Yayasan Baiturrahman Indonesia:
Di sinilah para santri Baiturrahman tumbuh:
dari anak yang dituntun menjadi pribadi yang menuntun,
dari yang diawasi menjadi yang dapat dipercaya,
dari penghuni asrama menjadi pemimpin dunia dengan cahaya akhlakul karimah.
Jika pelajaran terpenting dalam hidup tidak ada di dalam buku, di manakah kita seharusnya mulai mencarinya?
📞 Kontak Media:
Humas SMP Terpadu Baiturrahman
Jl. Rancakole, Kampung. Bojong, Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung
📧 humas@smptbaiturrahman.sch.id
🌐 www.smptbaiturrahman.sch.id
+62 852-1946-4843